Manajer Chelsea, Thomas Tuchel, ingin semua pihak move on dari keputusan klub di masa lalu yang melepas Kevin De Bruyne. Tuchel merasa tidak ada jaminan Kevin De Bruyne bakal sukses jika bertahan.
Kevin De Bruyne kini menjadi salah satu gelandang terbaik di dunia. Pada musim 2020/2021, pemain 29 tahun membawa Manchester City lolos ke final Liga Champions dan di ambang gelar juara Premier League.
Sebelum bermain untuk Man City, pemain asal Belgia sempat jadi bagian skuad Chelsea. Namun, pada 2014, ketika dilatih Jose Mourinho, Chelsea melepasnya ke Wolfsburg dengan harga 21 juta euro.
Belum Tentu Sukses
Sebelum dilepas ke Wolfsburg, Kevin De Bruyne tampil apik di Werder Bremen dengan status pinjaman. Namun, performa apik itu tidak membuatnya masuk dalam rencana Mourinho.
Setelah tampil apik di Wolfsburg, Man City membeli Kevin De Bruyne dengan harga 74 juta euro pada 2015. Sejak saat itu, De Bruyne menjadi pemain yang tidak tergantikan di Man City.
"Saya tahu, Anda terjebak dalam pemikiran bahwa melepas Kevin De Bruyne adalah kesalahan besar. Tapi, Anda tidak pernah tahu apa yang terjadi jika dia tidak pindah ke Jerman dari Chelsea," buka Tuchel.
"Mungkin dia membutuhkan itu: liga yang berbeda, tantangan yang berbeda untuk mencapai level terbaik. Tapi, Anda tidak pernah tahu. Mungkin, jika dia bertahan, dia akan berjuang juga," katanya.
Kasus Timo Werner dan Kai Havertz
Seperti kasus Kevin De Bruyne, Tuchel melihat Timo Werner dan Kai Havertz juga punya kans sukses bersama Chelsea. Kedua pemain tampil bagus di Bundesliga, tapi kesulitan di Inggris.
"Bermain di Inggris menantang setiap pemain dan pelatih di level tertinggi dalam sepak bola dan Anda hanya memiliki dua kemungkinan: Anda maju dan beradaptasi atau tidak. Dan jika tidak, Anda tidak berhasil di liga ini," kata Tuchel.
"Itulah mengapa saya senang Timo dan Kai yang keluar dari zona nyaman mereka, mengambil petualangan dan tantangan besar untuk datang ke Inggris, pergi ke luar negeri, liga yang paling sulit, klub yang tangguh dengan mentalitas pemenang," tegas Tuchel.