General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, angkat bicara soal orientasi timnya pada musim kompetisi 2020 ini. Ia mengaku bahwa pada musim ini timnya mengubah orientasi mereka lebih ke arah prestasi.
"Musim ini, kami memang berubah orientasi," ucap Ruddy, pada Bola.net.
"Suka tidak suka, yang menjadi jualan kami kan prestasi tim. Sponsor pun datang karena prestasi tim. Ini yang menjadi pertimbangan kami," sambungnya.
Ruddy menyebut, musim ini, timnya mengubah kebijakan mereka di bursa transfer. Mereka, sambung manajer 48 tahun tersebut, mencoba untuk mengulang lagi langkah yang pernah mereka tempuh pada 2013.
"Bukan Los Galacticos. Kami hanya berupaya berinvestasi lebih besar di belanja pemain dan pelatih. Tentu saja, tujuannya agar bisa meraih prestasi dan membuat pasar tertarik," tuturnya.
Musim ini, Arema bisa dibilang tak lagi irit pada bursa transfer. Klub berlogo singa mengepal ini tak segan-segan mengucurkan dana besar untuk membangun skuad.
Manajemen Arema sendiri tak mau membeber berapa banyak dana mereka untuk membangun skuad jelang musim 2020. Namun, berdasar data yang didapat Bola.net, anggaran membangun skuad untuk musim ini lebih dari Rp 10 miliar.
Hal ini kontras dengan kebijakan Arema sejak sekitar tiga musim lalu. Waktu itu, Arema lebih banyak berburu pemain muda dan relatif belum punya nama besar di kancah sepak bola Indonesia.
Sukses Sehatkan Manajemen
Lebih lanjut, kendati berdampak pada prestasi tim yang tak terlalu mencolok, kebijakan mereka melakukan pengiritan pada tiga musim terakhir berdampak positif. Ruddy menyebut bahwa kebijakan ini mampu menyehatkan Arema sebagai perusahaan.
"Secara finansial, berkat program penyehatan manajemen ini, Arema sangat sehat," tutur Ruddy.
"Terbukti, tak ada lagi kasus gaji tak terbayar, atau bahkan sekadar terlambat. Semua hak pemain terpenuhi sesuai skedul. Alhamdulillah semua berjalan sesuai rencana," ia menandaskan.
